Selasa, Maret 29, 2016

[Video] Film Pendek Karya Anak Minang "Tekad Apak"

PADANG - Sebuah film pendek karya anak Minang yang berjudul "TEKAD APAK" yang ikut ambil bagian dalam GO-VIDEO Competition 2016 yang diselanggarakan oleh GO-JEK dengan tema "Indonesia Pilih GO-JEK" berhasil mencuri perhatian netizen khususnya masyarakat Minang.

GO-VIDEO Competition 2016 dengan total hadiah Rp350 juta ini akan berlangsung hingga 31 Maret 2016. Video yang terkumpul akan dinilai oleh dewan juri kenamaan seperti Joko Anwar (Sutradara), Robin Moran (Sutradara) Mira Lesmana (Produser film) serta SEO GO-JEK Indonesia sendiri Nadiem Makarim.

Film "Tekad Apak" yang berkisah tentang seorang Apak (Bapak:red) menelusuri kerasnya Ibukota Jakarta demi memberikan kejutan dan menyaksikan anaknya yang akan wisuda di kampus Universitas Indonesia (UI).

Film yang dibumbui dengan dialog khas Minang itu bermula si "Apak" dengan menumpang bus NPM dari kampungnya menuju Jakarta. Saat sampai terminal disebuah WC umum si bapak kehilangan dompetnya. Beruntung dompetnya itu ditemukan seorang pemuda.

Bingung tak tau arah di Ibukota dan sudah kehilangan dompet pula lantas si bapak mampir ke sebuah Restoran Padang. Disini kisah harunya dimulai dan banyak kejutan-kejutan lainnya. Berhasilkah si bapak mengadiri wisuda anaknya? Akankah ia menyerah?

Berikut videonya :

Sumber

Kamis, Maret 24, 2016

Di Jepang, Punya Mobil adalah Ciri Khas Orang Kampung

"Jika ada orang Jepang mengatakan bahwa dirinya memiliki dua mobil, sudah bisa dipastikan dia adalah petani."

Hanya orang-orang kota yang iseng dan tidak keberatan dengan sewa parkir selangit, yang memiliki kendaraan roda empat.

Itu pun jarang digunakan. Dia juga harus rela melihat mobilnya berdebu, karena berbulan-bulan tidak dipakai dan nyaris tidak ada tempat pencucian.

Kalaupun dipakai sesekali hanya untuk keluar kota. Sekali lagi ini menegaskan, bahwa hanya orang-orang yang hidup di kampung yang perlu mobil.

Jika berbicara masalah tinggal di kota atau kampung dalam konteks Jepang, sama sekali tidak ada kaitannya dengan kualitas hidup, pendidikan atau kemakmuran.

Jalan kaki dan sepeda adalah kendaraan orang kota. Sepeda-sepeda di parkir di lahan yang dibawahnya adalah stasiun. Semua hunian di Jepang mempunyai standar yang sama, yaitu anti gempa dan dapat menjangkau stasiun terdekat dengan jalan kaki atau sepeda.



Jumlah penduduk Tokyo Raya (Greater Tokyo) termasuk kawasan penyangganya seperti Chiba dan Saitama, sekitar 30 juta orang atau tergolong paling padat di dunia. Namun penduduk Tokyo tidak pernah merasakan sesak dan bising seperti halnya di Jakarta.

Kenapa? Karena mereka tinggal tersebar, dan melakukan perjalanan pergi dan pulang dari tempat bekerja dengan kereta api. Jaringan kereta api di Tokyo adalah yang paling intensif di seluruh dunia. Kereta api menjangkau setiap sudut kota.

Jadwal keberangkatan dan kedatangan nyaris tidak pernah meleset, bahkan dalam hitungan detik sekali pun. Pengguna kereta api tidak mengobrol, mereka membaca buku. Berbicara menggunakan telepon seluler di hadapan orang lain, adalah perbuatan yang tergolong sangat tidak sopan.

Para pekerja tidak mempunyai masalah jarak antara tempat tinggal dan kantor. Mereka bisa memilih untuk tinggal dimana saja, karena biaya transportasi diganti kantor.

Pemerintah menjalankan strategi sedemikian rupa sehingga semua diarahkan menggunakan kereta api dan bukan bus kota apalagi kendaraan pribadi.

Perlu dicatat bahwa strategi itu didesain secara detail oleh universitas setempat dan pemerintah hanya tinggal mengimplementasikan. Sebuah cara yang sederhana namun perlu manusia berkualitas untuk mewujudkannya.

Orang-orang yang tinggal di kampung terutama petani, tentu saja perlu kendaraan roda empat, karena mereka petani maka perlu membawa logistik untuk keperluan bertanam. Mereka menggunakan kendaraan bak terbuka. Untuk kepentingan pribadi yang bersifat sosial, biasanya mereka menggunakan mobil yang lebih bersih.

Mereka yang tidak mengalami invasi Jepang menjelang Perang Dunia Kedua, mau tidak mau harus mengakui kehebatan kolonialisme era modern ini. Jepang berhasil menginvasi Indonesia, dengan menciptakan kondisi yang bertolak belakang dengan negaranya.

Industri otomotif Jepang secara brilian melancarkan strategi tepat terhadap pangsa pasar yang luar biasa besar, namun memiliki keterbatasan intelektual.

Jadi kita bisa membayangkan wajah keheranan seorang petani lobak di Gifu, bila tahu kalau kendaraan SUV-nya itu jika di Indonesia diposisikan sebagai simbol status eksekutif sukses yang penuh gaya.

sumber:
http://idnplus.blogspot.co.id/2016/03/anomali-jepang-memiliki-mobil-adalah.html

Rabu, Maret 23, 2016

Dijamin Melongo! "NGAK SELAMANYA TEMPAT INDAH DI DUNIA SEPERTI YANG KAMU BAYANGKAN"

Dijamin Melongo! "NGAK SELAMANYA TEMPAT INDAH DI DUNIA SEPERTI YANG KAMU BAYANGKAN"

Kumpulan Foto Ekspetasi VS Realita Ini Buktikan Tak Selamanya Liburan Itu Menyenangkan.

Tapi apa kita menyadari bahwa ada ratusan bahkan ribuan orang yang punya rencana yang sama? Alhasil, terjadi ledakan pengunjung yang berdesak-desakan dan mengantre untuk dapat masuk. Bukannya berkesan, kamu mungkin hanya menyaksikan kerumunan manusia yang hiruk-pikuk. Duh!

Dilansir dari demilked berikut 20 foto ekspektasi versus realita yang membuktikan kalau liburan tak selamanya berujung indah. Semoga kamu tak mengalaminya deh ya. ~
1. Tembok besar China







2. Menara Pisa, Italia



3. Pantai di Rio De Janeiro, Brazil



4. Lukisan Mona Lisa, Paris, Perancis



5. Piknik di Menara Eiffel...



 

Minggu, Maret 20, 2016

Manusia akhirnya menang lawan komputer super cerdas Google

Manusia akhirnya menang lawan komputer super cerdas Google
Setelah sebelumnya menang tiga kali beruntun melawan grandmaster catur China 'Go', komputer super cerdas milik Google "DeepMind" dengan programnya "AlphaGo" akhirnya kalah. Ini adalah kemenangan manusia pertama melawan AlphaGo.
Kemenangan grandmaster Go asal Korea Selatan, Lee Sedol, atas AlphaGo terjadi hari minggu kemarin (13/03) di Seoul, Korea Selatan. Setelah game keempat kemarin, Sedol mengaku telah menemukan kelemahan software AlphaGo.
"Satu kemenangan ini sangat berharga dan aku tidak akan menukarnya dengan apapun," ujar Sedol.
Sebelumnya, Sedol memang cukup frustasi di tiga game awal melawan AlphaGo karena salah satu pemain Go terbaik di dunia ini tidak menemukan satu pun kelemahan pada AlphaGo. Namun hari minggu kemarin, Sedol mendapat 'pencerahan'.
Sedol mengatakan saat dirinya membuat langkah baru yang tidak terduga, AlphaGo meresponnya sebagai 'bug' atau kesalahan sistem. Artinya, AlphaGo tidak cukup baik berurusan dengan kejutan, hal yang alami dilakukan oleh manusia.
Selain itu, AlphaGo diakui Sedol mengalami banyak kesulitan dalam permainan saat menjalankan batu hitam. Sekali lagi, ini menjadi bukti bila permainan Go sulit ditaklukkan oleh robot, sekaligus menegaskan butuh intuisi manusia untuk memenangkan game ini.
Game terakhir antara Sedol versus AlphaGo akan berlangsung hari Selasa besok. Meski sudah melewatkan hadiah USD 1 juta jika berhasil mengalahkan AlphaGo 3 kali, Sedol telah membuktikan manusia belum kalah dari komputer

Sumber

Jumat, Maret 18, 2016

Inisiasi 3 Komunikasi Bisnis



Inisiasi 3
KOMUNIKASI LINTAS-BUDAYA DALAM BISNIS

Komunikasi bisnis dipengaruhi dan berlangsung dalam konteks budaya, salah satu contoh dilakukan produsen komputer Dell. Perusahaan ini sangat memperhatikan aspek-aspek lokal dalam komunikasi bisnisnya. Dell misalnya tidak menjual komputer berbahasa Inggris di Cina.

Bagaimana komunikasi bisnis antarbudaya berlangsung?. Komunikasi bisnis antarbudaya bisa dipelajari setelah memahami konsep-konsep komunikasi antarbudaya (intercultural communications) dan komunikasi lintasbudaya (cross-cultural communications).

Kalau dulu, paradigma ekonomi tercermin dari ungkapan “think globally and act locally”, kini berubah menjadi “act globally and think locally”. Perubahan paradigma ini berakibat pada cara satu organisasi bisnis beroperasi. Organisasi jaman sekarang membutuhkan orang dari berbagai latar budaya, yang tentunya akan terbiasa dengan cara berpikir lokal itu. Cara berpikir lokal itu, diyakini akan memberi perspektif baru terhadap satu permasalahan dan juga bisa memberikan solusi baru terhadap permasalahan. Solusi dan perspektif tersebut seringkali segar, baru dan sebelumnya tak terpikirkan.

Dengan memiliki model sumberdaya manusia dari berbagai latar belakang budaya itulah akan memungkinkan satu organisasi bisnis untuk menjalankan kegiatan bisnisnya secara global. Bayangka satu tim kerja ada orang Jepang, Hong Kong, Finlandia, Australia, Indonesia, dan Afrika Selatan. Tim yang beragam bangsa dan budaya ini tentunya akan memungkinkan satu organisasi bisa bertindak global namun berpikir lokal. Demikian juga dengan perusahaan dalam negeri misalnya, pegawainya berasal dari berbadai suku dan bahasa, misalnya dari Jawa, Sumatera, Sulawesi hingga Papua. Kini latar belakang yang berbeda itu justru menjadi salah satu kekuatan.
 
Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Secara sederhana, komunikasi antarbudaya bisa dinyatakan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di antara orang-orang yang berbeda budayanya. Berdasarkan pengertian di atas, bisa kita membayangkan bagaimana para padagang di kawasan wisata internasional seperti di Bali atau Batam. Di Bali, para turis berkomunikasi dengan penduduk setempat yang menjajakan berbagai cenderamata. Para pelayan toko di Batam berkomunikasi dengan turis asal Singapura atau Malaysia yang biasanya membanjiri Batam pada hari Sabtu dan Minggu. Ini menunjukkan praktik komunikasi antarbudaya itu berlangsung pada berbagai taraf kehidupan sosial.

Komunikasi antarbudaya itu terjadi karena orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut membawa serta pengalaman, pengetahuan dan nilai-nilai dalam budayanya dalam berkomunikasi.

Apa beda komunikasi antarbudaya dan komunikasi lintasbudaya?
Pada prinsipnya, dua istilah ini menunjukkan satu proses komunikasi yang sama yakni komunikasi yang dilakukan orang yang berbeda budayanya. Bahkan kedua istilah itu sering dipertukarkan dalam penggunaannya, karena pada dasarnya memiliki makna yang kurang lebih sama. Namun, ada yang membedakan di antara keduanya.

Bila komunikasi antarbudaya berlangsung di antara dua orang yang berbeda budayanya, maka komunikasi lintas-budaya berlangsung di antara beberapa orang atau lebih dari dua orang yang berbeda budaya. Contohnya, bila seorang Indonesia berkomunikasi dengan seorang Australia maka disebut komunikasi antarbudaya. Tapi bila seorang Indonesia, seorang Brasil, seorang Maroko dan seorang Jerman bertemu dalam sebuah kegiatan komunikasi maka dinamakan komunikasi lintasbudaya.


Bahasa Tubuh
Masing-masing orang dengan budaya berbeda punya makna yang tidak sama terhadap nilai yang dibangun. Misalnya, orang di Amerika Utara memandang kontak mata langsung merupakan tanda ketulusan, sedangkan di Asia dipandang sebagai perilaku tidak sopan. Contoh di atas menunjukkan makna bahasa nonverbal.

Menurut Albert Mehrabian tentang dampak komunikasi. Komunikasi verbal hanya 7%, suara termasuk nada suara dan bunyi-bunyi 38%, dan pesan nonverbal 55%. Sedangkan penelitian lain menunjukkan, pada saat orang berbicara 35% pesan disampaikan secara verbal dan 65% disampaikan secara nonverbal. Kedua hasil penelitian itu menunjukkan bahwa komunikasi nonverbal sesungguhnya merupakan bagian terbesar dalam kegiatan komunikasi manusia. Karena itu, bahasa tubuh menjadi bagian sangat penting untuk kita pelajari manakala kita memperlajari komunikasi, termasuk komunikasi bisnis.

Bahasa Tubuh Saat Wawancara Kerja
Bisa Dilakukan
Jangan Dilakukan
Tersenyum, yang menunjukkan rasa percaya diri dan yakin akan kemampuan diri
Menyimpan benda pribadi atau siku tangan di atas meja pewawancara karena merupakan zona pribadi pewawancara
Percaya diri dan sombong hanya beda sedikit sehingga harus berhati-hati
Memakai wewangian berlebihan
Lakukan kontak mata yang wajar saat menjawab pertanyaan
Selalu menunduk saat menjawa pertanyaan
Duduk dengan sikap wajar
Terlalu menantang mata lawan bicara Anda
Erat berjabatan tangan saat memperkenalkan diri
Cengengesan saat menjawab pertanyaan
Ucapkan terima kasih atas kesempatan wawancara yang diberikan
Menggoyang-goyangkan kaki karena gugup
Sumber: Majalah KarirUp No.3/Vol.1

Kecerdasan Budaya
Kecerdasan budaya ini adalah kemampuan yang dikembangkan melalui kegiatan belajar yang terus-menerus untuk memahami keragaman budaya. Kecerdasan seperti ini tentunya sangat dibutuhkan manakala kita memperhatikan fenomena globalisasi. Dengan globalisasi, komunikasi antarmanusia dari berbagai penjuru dunia semakin sering terjadi dan semakin mudah dilakukan. Kita menjadi bagian dari masyarakat global.

Bibikova dan  Kotelnikov  (2006) menegaskan bahwa kecerdasan budaya ini sangat relevan mengingat makin meningkatnya lingkungan kerja yang beragam dan global.
Manfaat kecerdasan budaya, Bibikova dan  Kotelnikov  menyebutnya sebagai berikut:
  1. memperkecil kendala budaya yang disebabkan oleh dikhotomi “kami” dan “mereka” dan memungkinkan kita untuk memperkirakan apa yang “mereka” pikirkan dan bagaimana reaksinya terhadap pola perilaku kita.
  2.  bisa memanfaatkan kekuatan keragaman budaya

Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi ini berkaitan dengan apa dan bagaimana kita berkomunikasi seperti bagaimana kita memilih kata-kata, menggunakan intonasi atau logat bahasa, apa yang kita tekankan dalam sebuah percakapan dan seterusnya. Pada dasarnya, dengan gaya komunikasi, kita bisa melihat apa yang dilakukan orang lain saat dia berkomunikasi.

Gaya komunikasi ada dua, komunikasi konteks tinggi dan komunikasi konteks-rendah. Komunikasi konteks-tinggi kebanyakan berlangsung pada masyarakat yang relatif homogen. Dalam komunikasi konteks tinggi, pesan yang disampaikan kebanyakan ada dalam konteks fisik sehingga makna pesan hanya dapat dipahami dalam konteks pesan tersebut. Sebaliknya dengan komunikasi konteks-rendah berjalan cepat dan mudah berubah. Budaya konteks rendah biasanya memberi perhatian pada spesifikasi, rincian, dan jadwal waktu yang mengabaikan konteks.

Orang yang berasal dari budaya konteks-tinggi biasanya lebih memiliki kemampuan dalam membaca perilaku nonverbal. Itu sebabnya mereka berbicara lebih sedikit dibandingkan dengan anggota masyarakat yang diklasifikasikan berbudaya konteks-rendah.

Komunikasi dalam Budaya Berkonteks Tinggi dan Rendah

Konteks Tinggi
Konteks Rendah
Pilihan strategi komunikasi
Tidak langsung, santun, ambigu
Langsung, konfrontatif, jelas
Mendasarkan pada kata-kata untuk berkomunikasi
Rendah
Tinggi
Mendasarkan pada tanda-tanda nonverbal untuk berkomunikasi
Tinggi
Rendah
Arti penting kata-kata tertulis
Rendah
Tinggi
Kesepakatan tertulis
Tak mengikat
Mengikat
Kesepakatan lisan
Mengikat
Tidak Mengikat
Perhatian pada hal-hal yang rinci
Rendah
Tinggi
Sumber: Victor, D.A. (1992), International Business Communication, New York: HarperCollins

     

Inisiasi 2 Komunikasi Bisnis



INISIASI 2 KOMUNIKASI BISNIS
Memahami komunikasi bisnis, harus dimulai dari pemahaman tentang tipe komunikasi bisnis. Setelah tipe komunikasi dipahami, maka baru dilanjutkan dengan penyusunan teknik penyusunan pesan komunikasi bisnis.
Di samping itu, kita juga harus mengerti bentuk-bentuk komunikasi bisnis terutama dengan perkembangan penggunaan teknologi informasi. Keberadaan teknologi informasi bukan berarti meninggalkan model komunikasi konvensional, tetapi saling melengkapi.
Secara sederhana, definisi komunikasi adalah interaksi sosial melalui pesan. Definisi ini menekankan betapa pentingnya pesan dalam proses komunikasi manusia. Dalam konteks komunikasi bisnis, maka komunikasi di definisikan sebagai interaksi sosial melalui pesan bisnis atau interaksi bisnis melalui pesan.
Dengan demikian, maka dalam proses komunikasi bisnis, menunjukkan betapa pentingnya pesan. Kita bahkan bisa menyatakan, tidak ada komunikasi tanpa pesan atau tidak akan ada komunikasi bisnis yang bisa dilakukan tanpa pengiriman dan penerimaan pesan.
Agar bisa menyusun pesan komunikasi bisnis yang tepat, maka terlebih dahulu memahami bentuk-bentuk komunikasi bisnis yaitu (a) komunikasi verbal, (b) komunikasi nonverbal, (c) komunikasi visual, dan (d) komunikasi audio-visual. Pada dasarnya keempat tipologi itu memiliki persamaan dan perbedaan. Kesamaan itu terletak pada tujuannya, yaitu sama-sama digunakan untuk mencapai tujuan bisnisatau bila dibuat lebih spesifik lagi untuk mencapai tujuan organisasi bisnis. Sedangkan perbedaan yang paling jelas adalah pada proses penyampaian pesan, kendati pesannya boleh jadi sama, karena ada yang menggunakan pesan yang didominasi pesan verbal untuk komunikasi verbal, dan pesan nonverbal untuk komunikasi nonverbal.
Dalam komunikasi verbal, pesan yang disampaikan menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol bahasa lisan atau tulisan dalam bentuk kata-kata, yang secara kultural ada kesepakatan atas maknanya. Sedangkan dalam komunikasi nonverbal, pesan disampaikan melalui bahasa tubuh (body language), nada suara (intonasi), jarak antara komunikator dan komunikan (proxemic), bahkan melalui pakaian dan penampilan kita. Sementara dalam komunikasi visual, pesan disampaikan untuk diterima komunikan melalui indra penglihatannya sehingga disajikan dlam bentuk grafik, foto atau gambar diam (still picture).
Dalam dunia bisnis, bentuk komunikasi visual yang paling mudah kita kenali adalah iklan di suratkabar dan majalah. Lain halnya dengan komunkasi audio-visual yang menyampaikan pesan pada komunikan melalui pesan yang ditangkap melalui indra penglihatan dan pendengaran. Oleh sebab itu, pesan disajikan tidak hanya dalam bentuk gambar diam tapi juga dalam bentuk animasi, yang dilengkapi dengan efek suara. Perbedaan ini sekaligus menjadi kelebihan komunikasi audio-visual, terutama dalam menarik perhatian khalayak dan dramatisasi pesan sehingga pesan dapat lebih berdampak terhadap khalayak dibandingkan dengan tipe komunikasi lainnya.   

Inisiasi 1 Komunikasi Bisnis

Inisiasi 1
Memahami Komunikasi Manusia
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Kegiatan komunikasi itu,pada dasarnya ada 4 kegiatan pokok yaitu (a) berbicara, (b) mendengarkan, (c) membaca, dan (d) menulis. Keempat kegiatan tersebut biasanya dikategorikan menjadi dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis.
Ada banyak definisi Komunikasi. Salah satunya dikemukakan oleh Everette M. Roger (dalam Mulyana, 2005a:62). Roger mengatakan bahwa komunikasi adalah “proses di mana satu ide dialihkan dari sumber kepada seorang penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkat laku mereka”. Definisi tersebut menggambarkan proses sekaligus tujuan dari proses tersebut, yang dalam ungkapan Lasswell dinamakan sebagai efek. Mulyana (2005a:69) sendiri, setelah menguraikan berbagai definisi komunikasi kemudian menjelaskan bahwa komunikasi disebut proses karena merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran dan perpindahan. 
Komunikasi dalam hal ini tentu saja erat kaitannya dengan proses. Ketika bicara proses, maka konteks komunikasi memegang peranan penting. Konteks komunikasi menurut Mulyana (2005a:69-70) adalah semua faktor yang berada di luar orang yang berkomunikasi.  Faktor-faktor tersebut oleh Mulyana dikelompokkan menjadi (a) fisik seperti cuaca, suhu udara, dan warna dinding; (b) psikologis, seperti sikap, kecenderungan dan prasangka; (c) sosial, seperti norma kelompok dan nilai sosial; dan (d) waktu, yitu saat komunikasi berlangsung. Kita bisa melihat model komunikasi yang lain, yang secara tak langsung sesungguhnya juga menunjukkan konteks komunikasi yaitu Model S-C-M-R dari David K. Berlo
Berlo menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator (sumber) dan komunikasi (penerima) yaitu keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya. Sedangkan pesannya sendiri dikembangkan berdasarkan elemen pesan, struktur pesan, isi pesan, perlakuan (treatment) pesan dan kode pesan. Sedangkan saluran yang dipergunakan dalam komunikasi akan berkaitan dengan panca-indra kita. Dalam model tersebut, dikemukakan pengaruh pada sumber dan komunikan yang bisa menjadi konteks komunikasi.
Dari model tersebut kita bisa  melihat bagaimana, misalnya, keterampilan komunikasi menjadi salah satu faktor penting dalam proses komunikasi. Keterampilan komunikasi inilah yang antara lain mendorong manusia mempelajari komunikasi. Dengan memiliki keterampilan komunikasi kita bisa melakukan komunikasi yang efektif. Selain itu, hal lain yang penting kita perhatikan adalah bagaimana pesan yang kita buat itu mengikuti struktur tertentu, misalnya. Apa yang dikemukakan Berlo ini penting kita kuasai untuk memahami praktik komunikasi bisnis yang akan kita pelajari pada modul-modul berikutnya.  
Komponen Proses Komunikasi
Adapun komponen-komponen dalam proses komunikasi yaitu:
  1. Komunikator, yang di dalamnya mencakup faktor-faktor seperti keterampilan komunikasi, sikap, pengatahuan dan sistem sosial serta pengaruh kultural, sosiokultural dan psikokultural
  2. Pesan, yang disusun dengan elemen, isi, struktur tertentu yang merupakan hasil transformasi dari pikiran/gagasan/perasaan dalam proses encoding yang dilakukan komunikator yang kemudian di-decode oleh komunikan.
  3. Media atau saluran komunikasi yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan yang dicerap melalui pancaindra.
  4. Komunikan, yang di dalamnya terkandung faktor-faktor seperti yang ada pada komunikator.
  5. Efek, yang merupakan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi yang biasanya dirumuskan sebagai perubahan atau peneguhan sikap, pendapat dan perilaku. Efek pun adakalanya juga disebut sebagai tujuan komunikasi atau untuk menunjukkan keberhasilan komunikasi.
  6. Umpan-balik, merupakan respons  komunikasi selama proses komunikasi berlangsung yang bisa mengubah pesan komunikasi, media komunikasi atau komunikator.
  7. Gangguan komunikasi, gangguan yang dipandang membuat komunikasi tidak efektif. Gangguan komunikasi ini bisa berupa gangguan psikologis, gangguan fisik atau gangguan semantik dan gangguan mekanis.
  8. Lingkungan, merupakan pemberi pengaruh pada proses komunikasi manusia karena proses komunikasi tidak berlangsung di ruang hampa.   
Mengapa manusia membutuhkan komunikasi? Dimbleby dan Burton (1985:10-12) memberikan daftar kebutuhan komunikasi manusia, yaitu:
  1. Untuk mempertahankan hidup (survival). Kita bisa mengambil contoh saat orang lapas atau haus kemudian meminta makanan atau saat orang berobat ke dokter menyatakan keluhan penyakitnya.
  2. Kerjasama. Di mana pun manusia membutuhkan orang lain, sehingga manusia akan bekerjasama dengan manusia lain dan komunikasi menjadi jembatan untuk menjalin kerjasama itu.
  3. Personal. Setiap manusia kan membutuhkan untuk mengkomunikasikan dirinya. Misalnya dengan menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan siapa dirinya melalui apa yang dipakainya atau buku yang dibacanya. Manusia pun terkadang membutuhkan menuliskan apa yang dialaminya dalam buku hariannya.
  4. Sosial. Sebagai manusia tentu kita akan terlibat bersama orang lain dalam kehidupan sosial kita. Kita berkomunikasi dengan orang lain seperti mengemukakan gagasan atau memberikan sumbangan pemikiran atas satu persoalan kemasyarakatan.
  5. Praktis.  Kita pun terlibat dalam kegiatan-kegiatan praktis, seperti kegiatan bisnis. Kegiatan praktis tersebut pada dasarnya kita lakukan untuk menjaga agar masyarakat kita bisa berjalan dengan baik.
  6. Ekonomis. Kita pun membutuhkan komunikasi karena kepentingan ekonomis seperti melakukan promosi atau memasang iklan di media massa.
  7. Informasi. Kita membutuhkan komunikasi untuk mendapatkan informasi mengenai dunia sekeliling kita.
  8. Bermain. Komunikasi pun kita butuhkan antara lain untuk bermain-main. Ada banyak permainan yang bisa kita lakukan dengan menggunakan komunikasi seperti tebak-tebakan. Termasuk ke dalam fungsi ini adalah bercanda, melucu atau menuturkan cerita lucu.
      Rudolph F. Verderber (dalam Mulyana 2005a:4) menyebut fungsi komunikasi itu adalah (a) fungsi sosial, yaitu untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memilihara hubungan; dan (b) fungsi pengambilan  keputusan yaitu memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. Sedangkan William I. Gorden (dalam Mulyana, 2005a:5) menyebutkan fungsi komunikasi itu  adalah (a) komunikasi sosial, (b) komunikasi ekspresif, (c) komunikasi ritual, dan (d) komunikasi instrumental. Satu hal penting yang dikemukakan Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi tersebut adalah tidak saling meniadakan sehingga fungsi satu peristiwa komunikasi tidak saling independen melainkan berkaitan dengan fungsi-fungsi yang lain, meski ada satu fungsi yang lebih dominan.