Senin, April 18, 2016

INISIASI 7 PENGANTAR AKUNTANSI

AKUNTANSI UTANG JANGKA PANJANG DAN INVESTASI

1 KONSEP NILAI TUNAI


Konsep nilai tunai timbul karena orang lebih suka memiliki uang pada saat sekarang daripada memiliki sejumlah uang pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu sejumlah uang yang sama dimasa akan datang akan mempunyai nilai lebih rendah bila dihitung nilainya pada saat sekarang. Nilai tunai dari sejumlah uang tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Po  =           Pn
                                           (1 + i)n

          Dimana,        Po      =        nilai tunai (nilai sekarang)
                              Pn      =        nilai uang pada akhir periode ke n
                              i         =        tingkat bunga yang diperhitungkan

Untuk menghitung nilai tunai dapat menggunakan tabel bunga yang berisi nilai dari          1       
Dengan tabel tersebut kita dapat dengan mudah                                                  (1 + i) n
menghitung nilai tunai.
Contoh Soal :
Berapakah nilai tunai dari Rp. 2.500.000,00 yang akan diterima pada akhir tahun kelima, bila diketahui tingkat bunga sama dengan 15 % per tahun ?
Penyelesaian :
P5   = Rp.2.500.000,00 , n = 5  dan  I = 15 %
P0   =           Rp. 2.500.000,00
                             + 0,15)5
      =            Rp. 1.243.162,6

           

2. UTANG JANGKA PANJANG


Utang Obligasi
     Perusahaan dalam mengembangkan dan membiayai usahanya memerlukan dana yang cukup besar. Dana yang cukup besar ini tidak dapat berasal dari satu sumber saja, karena tidak ada satupun pemberi pinjaman yang berani mengambil resiko besar. Dengan demikian perusahaan akan mengeluarkan obligasi yang akan dijual kepada masyarakat umum, cara seperti ini mengakibatkan perusahaan memiliki Utang obligasi.
     Utang Obligasi adalah sekelompok wesel bayar yang dikeluarkan untuk berbagai pihak pemberi pinjaman. Obligasi merupakan wesel bayar jangka panjang yang akan menghasilkan bunga dan Perseroan yang mengeluarkan obligasi wajib membayar pokok pinjaman pada tanggal tertentu di masa yang akan datang kepada pemegang obligasi. Pemegang obligasi meminjamkan uangnya ke perseroan karena memperoleh bunga dari pokok pinjaman.

 

Akuntansi untuk utang obligasi

Pada prinsipnya utang obligasi dicatat sebesar harga pokoknya (costnya) yaitu harga yang terjadi pada saat transaksi. Bila harga pokok utang obligasi berbeda dengan nominalnya, maka selisihnya dicatat dalam akun tersendiri, yaitu akun diskonto atau premium obligasi. Akun ini adalah bagian dari akun utang obligasi.
     Diskonto obligasi terjadi bila tingkat bunga obligasi lebih kecil daripada tingkat bunga efektif pada saat obligasi tersebut dikeluarkan. Dan sebaliknya premium utang obligasi terjadi bila tingkat bunga obligasi lebih tinggi daripada tingkat bunga efektifnya. Diskonto dan premium ini harus diamortisasi san dibebankan sebagai beban bunga selam umur obligasi. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua metode amortisasi yaitu garis lurus dan bunga efektif.
     Utang obligasi dapat dilunasi sebelum jatuh temponya (ditebus). Bila harga tebusan tidak sama dengan nilai bukunya, maka penebusan utang obligasi ini akan menimbulkan laba atau rugi penebusan utang obligasi. Bila laba atau rugi penebusan utang jangka panjang ini jumlahny cukup tinggi , maka jumlah tersebut dalam laporan laba rugi disajikan dalam pos-pos luar biasa. Jumlah yang disajikan adalah jumlah bersihnya, dikurangi pajak penghasilan.





Contoh Soal :
Data utang dan modal PT. Andini dan PT. Aditama untuk periode 2004
Keterangan
PT Andini (Rp)
PT Aditama (Rp)
Utang obligasi, bunga 15%
65.000.000,00
90.000.000,00
Modal saham prioritas, 10%
110.000.000,00
120.000.000,00
Modal saham biasa @ Rp. 2.500,00 (nominal)
225.000.000,00
175.000.000,00
Pajak penghasilan 35% dari laba bersih


Laba kotor
Rp. 100.000.000,00
Rp. 385.000.000,00

Hitunglah laba saham prioritas dan laba saham biasa untuk masing-masing perusahaan?

Penyelesaian :

PT Andini (Rp)
PT Aditama (Rp)
Laba kotor
100.000.000,00
100.000.000,00
Bunga obligasi 15 %
(a) 9.750.000,00
13.500.000,00
Laba sebelum pajak penghasilan
90.250.000,00
86.500.000,00
Pajak Penghasilan 35 %
(b) 31.587.500,00
30.275.000,00
Laba setelah pajak penghasilan
58.662.500,00
56.225.000,00
Dividen saham prioritas
 (c) 11.000.000,00
(c) 12.000.000,00
Dividen saham biasa
47.662.500,00
44.225.000,00

(a)  PT Andini    = (15 % X 65.000.000 = 9.750.000)
PT Aditama = (15 % X 90.000.000 = 13.500.000)        
(b) PT Andini    = (35% X 90.250.000 = 31.587.500)
     PT Aditama = (35% X 86.500.000 = 30.275.000)
(c)  PT Andini    = (10% X 110.000.000 = 11.000.000)
PT Aditama = (10% X 120.000.000 = 12.000.000)


3.  INVESTASI


       Investasi dapat dibedakan menjadi investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek. Untuk membedakannya investasi jangka pendek dicatat dalam akun surat-surat berharga atau efek, sedangkan investasi jangka panjang dicatat dalam akun investasi. Bentuk investasi dapat berupa deposito, obligasi atau saham dari perusahaan lain.
       Dalam investasi jangka panjang, bila jumlah saham yang dibeli dari suatu perusahaan 20% atau lebih, maka perusahaan harus menggunakan metode pencatatan pemilikan (equity method). Dalam metode ini saldo akun investasi akan berfluktuasi, yaitu didebet untuk bagian laba yang diperoleh perusahaan anak dan di kredit untuk bagian dividen yang diumumkan perusahaan anak. Selain itu juga dikredit bila ternyata perusahaan anak mengalami kerugian. Metode pencatatan yang lain, adalah metode harga pokok perolehan (cost method). Dalam metode ini jumlah atau saldo akun investasi akan tetap sama besarnya. Akun investasi hanya berubah bila terjadi pembelian atau penjualan investasi saja. Untuk menentukan besarnya amortisasi setiap bulan atau setiap enam bulan, perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua metode yang ada yaitu: metode garis lurus dan bunga efektif.

Contoh soal investasi saham :
Pada tanggal 1 April 2004 PT. Bogasari  membeli 3.500 lembar saham biasa PT. Surya dengan nilai nominal sebesar @ Rp. 12.500,00, harga kurs 110% dan biaya materai sebesar Rp.75.000,00. Berapakah harga pokok saham biasa tersebut dan bagaimana pencatatannya?
Kurs : 110% X 12.500 X 3.500 lmbr              = Rp. 48.125.000,00
Materai                                                      = Rp.        75.000,00
Harga Pokok                                                 = Rp. 48.050.000,00

Dicatat dengan jurnal :
Investasi Saham– PT. Surya ………….      Rp. 48.050.000,00
          Kas …………………………………………Rp. 48.050.000,00


REFERENSI :
Horngren, Charles.T. and Walter T. Harrison.Jr (1997), Akuntansi di Indonesia. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Sunyanto. Drs (1999). Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, Essa Group, Jakarta.
Nursasmito, Irfan. Drs. (1983). Siklus Akuntansi Penuntun Pembuatan Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Badan Penerbit & Penyalur Akademi Marketing dan Akuntansi, Yogyakarta.
Niswonger. C. Rollin, Warren.Carls.S, Reeve.James M and Fess. Philip.E. (1999). Accountong, Nineteenth Edition, Erlangga, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar