INISIASI VIII
1. PROSES PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI
Proses
produksi merupakan suatu kegiatan mengubah bahan baku/mentah menjadi barang
jadi. Pada proses
produksi ini melibatkan 2 biaya produksi yaitu (1) biaya primer dan (2) biaya
konversi.
Biaya
primer merupakan gabungan dari biaya bahan mentah langsung dan buruh langsung,
sedangkan biaya konversi merupakan gabungan dari biaya bahan mentah langsung
dan overhead pabrik.
Dalam usaha pabrik, dikenal 3 macam Persediaan:
1.
Persediaan bahan baku
berupa bahan yang tersedia untuk diproses menjadi produk jadi.
2.
Persediaan barang
dalam proses, berupa barang yang pada akhir suatu
periode tertentu (biasanya pada akhir tahun buku) belum selesai diproses, belum
jadi produk jadi dan masih memerlukan produk lebih lanjut.
3.
Persediaan produk
jadi, berupa barang-barang yang siap untuk dijual atau
dipasarkan.
Untuk
kegiatan proses produksi diperlukan laporan harga pokok produksi, sedangkan
untuk kegiatan perdagangan diperlukan laporan laba rugi. Kedua laporan tersebut
di atas memerlukan data untuk menentukan atau menghitung pemakaian bahan baku, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik dalam kegiatan proses produksi, serta harga pokok
penjualan.
Perhatikan!
Bagan di bawah ini yang akan menggambarkan arus biaya dalam perusahaan
manufaktur dan dari bagan tersebut dapat dilihat bahwa biaya penggunaan bahan
mentah langsung akan menjadi bagian dari harga pokok produksi dan harga pokok
penjualan.
Bahan Mentah Langsung
|
Barang Dalam Proses
|
Barang Jadi
|
Persediaan Awal
+ Pembelian
|
Persediaan Awal
+ Bahan mentah langsung yg
digunakan
+ Buruh Langsung
+ Overhead Pabrik
|
Persediaan Awal
+ Harga Pokok Produksi
|
= Bahan mentah langsung yang
dapat digunakan
- Persediaan akhir
|
= Sub total
- Persediaan akhir
|
= Barang yg tersedia untuk dijual
- Persediaan akhir
|
= Bahan mentah langsung yang
digunakan
|
= Harga Pokok Produksi
|
= Harga Pokok Penjualan
|
2. AKUNTANSI BIAYA
Sistem
biaya pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang
memproduksi barang secara individu atau dalam berkelompok-kelompok (batch) yang setiap pekerjaannya
memerlukan berbagai macam keahlian dan dapat dibedakan. Industri pesawat
terbang dan mebel/furniture merupakan
contoh industri yang menggunakan sistem biaya pesanan.
Dalam sistem akuntansi biaya pesanan
(job-order-cost-system) informasi
yang sangat penting yang harus dapat disajikan oleh sistem itu adalah informasi
biaya proses produksi untuk setiap pesanan. Informasi ini disajikan oleh
akuntansi kartu-kartu pesanan (job-order-cost-sheet).
Sedangkan informasi biaya proses produksi secara kolektif, keseluruhan, dicatat
dalam rekening barang dalam proses.
Selain
itu juga merupakan hal yang penting dalam sistem akuntansi biaya pesanan adalah
alokasi biaya overhead pabrik. Sulit untuk ditelusuri terjadinya biaya overhead
pabrik pada tiap-tiap pesanan. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang
bersifat umum, artinya biaya untuk kepentingan semua pesanan. Oleh karena itu
timbul masalah pembebanan biaya overhead
pabrik itu, masalah ini dipecahkan dengan menggunakan tarif. Dengan tarif akan
menimbulkan masalah baru lagi, yaitu biaya overhead yang sesungguhnya terjadi
mungkin tidak sesuai dengan yang dibebankan ke proses produksi. Dengan
timbulnya masalah lebih atau kurang pembebanan, ada cara-cara tertentu untuk
menghapus kelebihan atau kekurangan itu akan tetapi untuk sementara dalam modul
ini disesuaikan saja pada harga pokok penjualan.
Pengertian
akun induk dan akun-akun dalam buku besar pembantu juga digunakan dalam sistem
ini, umpamanya akun barang dalam proses dan kartu pesanan.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam menentukan tarif
biaya overhead pabrik sebagai berikut:
1.
Menaksir jumlah biaya overhead
pabrik untuk satu periode yang akan dating
periode yang akan dijalani.
2.
Menaksir jumlah kegiatan yang
akan dihubungkan dengan alokasi biaya overhead pabrik umumnya jumlah jam tenaga
kerja langsung atau jumlah upah langsung selama periode yang sama dengan butir
1.
3.
Menentukan tarif sebagai
berikut.
Taksiran Biaya Overhead
Pabrik
*
100
Taksiran Biaya Tenaga
Kerja Langsung
4.
Tentukan pembebanan lebih atau
kurang untuk departemen 1 beserta jumlahnya.
5. Sama dengan pertanyaan no. 4 di atas bagi departemen
2.
Contoh Soal :
PT Budiman, sebuah perusahaan mebel menggunakan sistem biaya pesanan
dalam menghitung harga pokok produksi dari barang yg dihasilkannya. Data
usaha pabrik PT Budiman untuk periode 2004 sebagai berikut :
Persediaan bahan mentah
awal………….. …………..…………..
|
Rp 1.000.000,00
|
Persediaan bahan mentah
akhir…………..…………..……………
|
750.000,00
|
Barang dalam proses
awal…………..…………..…………..………
|
700.000,00
|
Barang dalam proses
akhir…………..…………..…………..………
|
600.000,00
|
Persediaan produk jadi awal
…………..…………..…………..……
|
1. 700.000,00
|
Persediaan produk jadi akhir
…………..…………..…………..……
|
800.000,00
|
Biaya overhead pabrik
…………..…………..…………..…………..
|
1.200.000,00
|
Biaya tenaga kerja langsung
…………..…………..…………..……
|
950.000,00
|
Pembelian bahan mentah
…………..…………..…………..……….
|
2.400.000,00
|
Penjualan bersih
…………..…………..…………..………………….
|
8.550.000,00
|
Biaya usaha
…………..…………..…………..………………………
|
2.125.000,00
|
Pendapatan luar usaha
…………..…………..…………..………….
|
250.000,00
|
Kerugian luar biasa
…………..…………..…………..………………
|
125.000,00
|
Hitunglah :
a)
pemakaian bahan mentah dalam
produksi
b)
jumlah biaya produksi
c)
harga pokok produk jadi
d)
harga pokok penjualan
e)
laba bersih sebelum kerugian
luar biasa
Penyelesaian
:
a)
|
Pemakaian
bahan mentah
|
|
|
Persediaan
bahan mentah awal…………………...
|
Rp 1.000.000,00
|
|
Pembelian
bahan mentah ………………………………
|
2.400.000,00
|
|
Bahan
baku tersedia
……………………………………
|
3.400.000,00
|
|
Persediaan
bahan mentah akhir ……………………….
|
(750.000,00)
|
|
Jumlah
pemakaian bahan mentah dlm proses ……….
|
2.650.000,00
|
|
|
|
b)
|
Biaya
Produksi
|
|
|
Barang
dalam proses awal ………………………………
|
Rp
700.000,00
|
|
Jumlah
pemakaian bahan mentah ………………………
|
2.650.000,00
|
|
Jumlah
biaya tenaga kerja langsung ……………………
|
950.000,00
|
|
Jumlah
biaya overhead pabrik …………………………...
|
1.200.000,00
|
|
Jumlah
biaya produksi ……………………………………
|
5.500.000,00
|
|
|
|
c)
|
Harga
pokok produk jadi
|
|
|
Barang
dalam proses, awal ………………………………
|
Rp
700.000,00
|
|
Jumlah
pemakaian bahan mentah ………………………
|
2.650.000,00
|
|
Jumlah
biaya tenaga kerja langsung ……………………
|
950.000,00
|
|
Jumlah
biaya overhead pabrik …………………………..
|
1.200.000,00
|
|
Jumlah
biaya produksi ……………………………………
|
5.500.000,00
|
|
Barang
dalam proses akhir ………………………………
|
(600.000,00)
|
|
Jumlah
harga pokok produk jadi …………………………
|
4.900.000,00
|
|
|
|
d)
|
Harga
pokok penjualan
|
|
|
Persediaan
produk jadi, awal …………………………….
|
Rp 1.700.000,00
|
|
Jumlah
harga pokok produk jadi …………………………
|
4.900.000,00
|
|
Jumlah
produk jadi tersedia ………………………………
|
6.600.000,00
|
|
Persediaan
produk jadi akhir ……………………………..
|
(800.000,00)
|
|
Harga
pokok penjualan ……………………………………
|
5.800.000,00
|
|
|
|
e)
|
Laba
bersih sebelum kerugian luar biasa
|
|
|
Penjualan
bersih ……………………………………………
|
Rp 8.550.000,00
|
|
Harga
pokok penjualan ……………………………………
|
(5.800.000,00)
|
|
Laba
kotor …………………………………………………..
|
2.750.000,00
|
|
Biaya
usaha …………………………………………………
|
(2.125.000,00)
|
|
Laba
usaha …………………………………………………
|
625.000,00
|
|
Pendapatan
luar usaha …………………………………….
|
250.000,00
|
|
Laba bersih sebelum pos
luar biasa ……………………...
|
875.000,00
|
|
|
|
REFERENSI :
Horngren, Charles.T. and Walter T.
Harrison.Jr (1997), Akuntansi di
Indonesia. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Nursasmito, Irfan. Drs. (1983). Siklus Akuntansi Penuntun Pembuatan Laporan
Keuangan, Edisi Pertama, Badan Penerbit & Penyalur Akademi Marketing
dan Akuntansi, Yogyakarta.
Niswonger. C. Rollin, Warren.Carls.S,
Reeve.James M and Fess. Philip.E. (1999). Accountong, Nineteenth Edition,
Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar